Gambar: (ANTARA/Pamela Sakina

GAIKINDO Memperkirakan Jumlah Mobil Hybrid Akan Mencapai 70 Ribu Unit Pada Akhir Tahun 2024

Senin, 29 Jul 2024

Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), Yohanes Nangoi, memperkirakan bahwa jumlah mobil hybrid, yang merupakan kombinasi antara bensin dan listrik, akan terus mengalami pertumbuhan dan dapat mencapai 70 ribu unit pada akhir tahun 2024.

“Jika saya amati, kemungkinan besar jumlah mobil hybrid pada akhir tahun ini bisa mencapai antara 65 ribu hingga 70 ribu unit, yang menunjukkan adanya peningkatan,” ujarnya saat acara penutupan GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024 di ICE BSD City, Tangerang, Banten, pada Sabtu malam (27/7).

Yohanes menambahkan bahwa data mengenai populasi mobil hybrid menunjukkan tren peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2022, tercatat sebanyak 10 ribu unit kendaraan rendah emisi, dan angka tersebut melonjak signifikan pada tahun 2023 menjadi 55 ribu unit.

Sementara ini, populasi mobil hybrid telah mencapai hampir 32 ribu unit hingga bulan Mei, ungkapnya.

Salah satu alasan utama popularitas mobil hybrid di pasar adalah kesadaran masyarakat akan keunggulan efisiensi mobil hybrid dalam hal konsumsi bahan bakar.

Menurut Yohanes, masyarakat sudah mulai menyadari bahwa mobil hybrid lebih hemat bahan bakar fosil dan memiliki emisi gas buang yang lebih baik. Selain itu, harga mobil hybrid juga mulai bersaing.

Meskipun pertumbuhan mobil listrik sepenuhnya atau Battery Electric Vehicle (BEV) tidak secepat mobil hybrid, tren penyebarannya terus meningkat dari tahun ke tahun.

Yohanes mencatat bahwa penjualan mobil listrik mencapai 10 ribu pada 2022, 17 ribu pada 2023, dan 13 ribu unit hingga Mei 2024.

Menurutnya, perkiraan ekstrapolasi menunjukkan bahwa akhir tahun ini penjualan mobil listrik bisa mencapai 30 ribu unit, yang merupakan peningkatan yang baik, meskipun masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan penjualan mobil hybrid.

Yohannes menjelaskan bahwa pertumbuhan mobil listrik tidak secepat mobil hybrid karena ketersediaan infrastruktur dan harga jual yang masih relatif tinggi. "Mobil listrik memerlukan infrastruktur khusus dan harganya masih lebih tinggi daripada mobil biasa, sehingga masyarakat masih mempertimbangkannya. Namun, semuanya akan membaik," kata Yohanes.


Tag:



Berikan komentar
Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.

Komentar