Walikota Tangerang Selatan (Tangsel) Benyamin Davnie menekankan pentingnya tidak memberikan kental manis sebagai minuman susu untuk anak. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Benyamin saat memperingati HUT ke-73 Ikatan Bidan Indonesia (IBI) di Kecamatan Serpong Utara pada tanggal 26 Juni. Benyamin melihat bahwa masyarakat, terutama keluarga muda, sering mengabaikan kebutuhan gizi anak. Ia khawatir bahwa ibu sering kali hanya memberikan makanan yang disukai anak, seperti makanan yang memiliki rasa gurih dan tinggi kandungan gula, tanpa memperhatikan nilai gizinya. "Dengan kurangnya edukasi yang memadai, masalah gizi ini sering diabaikan oleh masyarakat kita, terutama keluarga muda," ujar Benyamin. Menurut Benyamin, kandungan gula yang tinggi dalam kental manis membuatnya tidak cocok untuk dikonsumsi oleh anak, terutama jika dianggap sebagai susu pengganti untuk memenuhi kebutuhan gizi. Konsumsi yang salah ini dapat menyebabkan berbagai masalah pertumbuhan pada anak dan bahkan meningkatkan risiko terkena penyakit seperti diabetes. "Kental manis bukanlah susu yang cocok untuk anak, karena kandungan gulanya yang sangat tinggi, bisa mencapai 50%, sehingga tidak baik untuk kesehatan anak," tambah Benyamin. Pendapat serupa juga disampaikan oleh Anggota DPRD Tangerang Selatan, Putri Ayu Anisya, yang menekankan pentingnya meningkatkan edukasi mengenai konsumsi kental manis yang salah. Hingga saat ini, masih banyak orang tua yang memberikan kental manis sebagai pengganti susu untuk anak mereka. Jika ibu tidak memiliki pengetahuan gizi yang memadai, maka kesalahan dalam mengonsumsi kental manis tidak akan bisa dihindari," jelas Ayu. Salah satu penduduk Kampung Baru, Serpong Utara yaitu Lisnah yang turut hadir dalam acara tersebut mengakui sering menggunakan kental manis sebagai susu. Ia menyatakan telah memberikan kental manis sebagai susu selama dua tahun terakhir. Lisnah mengatakan bahwa pemberian kental manis tersebut awalnya dimaksudkan agar anaknya bisa lebih berisi. Namun, setelah mendapatkan sosialisasi, ia menyadari bahwa tindakannya tersebut tidak tepat karena berat badannya terus naik akibat glukosa dalam kental manis. "Setelah diberi susu kental manis, berat badannya terus bertambah, terus naik," ujar Lisnah.