WhatsApp WhatsApp telah mengumumkan adanya kerentanan dalam aplikasi WhatsApp untuk Windows. Pengguna diimbau untuk tidak sembarangan mengklik file yang diterima. Kerentanan ini memiliki kode CVE-2025-3041 dan berdampak pada semua versi sebelum 2.2450.6, seperti yang dinyatakan oleh WhatsApp di situs resminya.
Masalah ini berkaitan dengan cara aplikasi menangani lampiran file. Ketika dibuka, nama file akan ditampilkan dengan ekstensi tertentu.
"Isu spoofing di WhatsApp untuk Windows sebelum versi 2.2450.6 menunjukkan lampiran sesuai dengan tipe MIME, tetapi penanganan pembukaan file dilakukan berdasarkan ekstensi nama file lampiran," ungkap WhatsApp dalam pernyataannya yang dikutip pada Selasa (15/4/2025).
Adam Brown, seorang konsultan keamanan dari Black Duck, menjelaskan bahwa lampiran berbahaya dapat menjadi sarana untuk berbagai kejahatan, termasuk pencurian data, penyebaran malware, serta pencurian akun dan identitas.
Menurut laporan dari The Register, kerentanan ini memerlukan interaksi dari pengguna. Korban harus membuka lampiran yang diterima secara manual agar kerentanan ini dapat dieksploitasi.
Namun, kejahatan ini menjadi lebih mudah dilakukan, mengingat banyak pengguna cenderung mengklik semua yang diterima melalui WhatsApp.
Salah satu langkah pencegahan yang dapat diambil adalah dengan tidak mengklik lampiran apapun yang diterima, bahkan jika berasal dari kontak yang dikenal
"Setiap orang harus berhati-hati saat mengklik lampiran, termasuk dari orang yang dikenal, dan pengguna WhatsApp untuk Windows harus tetap waspada," tegas Brown.
Selain itu, pengguna juga disarankan untuk memperbarui aplikasi WhatsApp untuk Windows ke versi yang lebih tinggi dari 2.2450.6.
Berita Terkait
Kartu As China Untuk Melawan Trump, Dapat Menyebabkan Kesulitan Bagi Amerika
404
Kartu As China Untuk Melawan Trump, Dapat Menyebabkan Kesulitan Bagi Amerika
WHO Mengidentifikasi 12 Kebutuhan Mendesak Bagi Para Korban Gempa Di Myanmar
404
Kartu As China Untuk Melawan Trump, Dapat Menyebabkan Kesulitan Bagi Amerika
WHO Mengidentifikasi 12 Kebutuhan Mendesak Bagi Para Korban Gempa Di Myanmar