Dok/Kemenperin

RI Berpotensi Menjadi Tujuan Relokasi Pabrik Dari Tiongkok, Wamenperin Mengharapkan KEK Batam Siap MenyaFaisol Rizambut

Selasa, 21 Jan 2025

Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza mengingatkan para pengelola kawasan industri di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Batam untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi peluang yang mungkin muncul akibat relokasi pabrik dari Republik Rakyat Tiongkok (RRT) ke Indonesia, seiring dengan terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Wamenperin dalam dialog dengan pengelola kawasan industri di Batamindo, Kota Batam, Kepulauan Riau, pada hari Jumat (17/1). Kunjungan ini bertujuan untuk menilai kesiapan 19 kawasan industri yang berpotensi menjadi tujuan relokasi pabrik dari Tiongkok.

Wamen Faisol menjelaskan bahwa Indonesia memiliki kesempatan besar untuk menjadi lokasi relokasi, terutama karena Presiden Trump berencana untuk memberlakukan hambatan tarif baru terhadap produk-produk yang diimpor dari Tiongkok.

"Para pelaku usaha di RRT melihat ini sebagai tantangan untuk mengekspor langsung ke AS. Mereka mulai mencari lokasi baru, terutama di kawasan ASEAN, dan mempertimbangkan untuk merelokasi pabrik agar dapat melakukan ekspor langsung dari negara-negara produksi," ungkap Wamen Faisol.

Lebih lanjut, Wamenperin menekankan bahwa Indonesia dianggap sebagai negara yang memiliki stabilitas ekonomi yang baik dan lokasi yang strategis untuk investasi atau relokasi pabrik. Terlebih lagi, berbagai kawasan industri di KEK Batam sudah cukup siap jika tren relokasi tersebut terjadi.

Beberapa sektor menunjukkan minat untuk melakukan relokasi. Oleh karena itu, persiapan dari setiap kawasan industri menjadi sangat krusial. Selain sektor elektronik, terdapat juga industri tekstil, alas kaki, dan otomotif yang menyadari bahwa peluang untuk mengekspor dari RRT langsung ke AS semakin sulit," ungkap Wakil Menteri Perindustrian.

Selain mengunjungi Batamindo, Wakil Menteri Faisol juga meninjau Kawasan Industri Bintan Industrial Estate (BIIE), yang dirancang khusus untuk industri halal. Dengan luas mencapai 4.000 hektare, BIIE memiliki potensi besar untuk dikembangkan melalui relokasi perusahaan-perusahaan yang berasal dari RRT, menurut Wakil Menteri Perindustrian.

"Semua upaya relokasi ini dan kesiapan industri di Kawasan Ekonomi Khusus Batam bertujuan untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai negara yang mampu memproduksi barang-barang manufaktur, sehingga kita dapat bangga dengan label Made in Indonesia pada setiap produk," jelas Faisol.


Tag:



Berikan komentar
Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.

Komentar