Gambar: Dok/Tokopedia

Hari Sumpah Pemuda, Tokopedia Dan ShopTokopedia Mendorong Perkembangan Pelaku Usaha Dan Kreator Muda

Selasa, 29 Okt 2024

Tokopedia dan ShopTokopedia merayakan Hari Sumpah Pemuda 2024 dengan komitmen untuk mendukung pelaku usaha di Indonesia, termasuk generasi muda, dalam memulai dan mengembangkan bisnis di era digital melalui pemanfaatan teknologi. Hal ini dilakukan untuk bersama-sama memberikan kontribusi terhadap perekonomian nasional. Selain itu, untuk lebih mendorong kemajuan pelaku usaha muda di dunia digital, Tokopedia dan ShopTokopedia berupaya mencetak sebanyak mungkin kreator muda profesional yang diharapkan dapat membantu UMKM dalam memperluas pasar dan memasarkan produk mereka.

Aditia Grasio Nelwan, Kepala Komunikasi Tokopedia dan E-commerce TikTok, menyatakan, "Peringatan Hari Sumpah Pemuda 2024 mengusung tema 'Maju Bersama Indonesia Raya'. Tema ini membawa pesan yang kuat mengenai pentingnya kolaborasi dan semangat gotong royong dalam mempercepat pembangunan negara."

Inisiatif ini sejalan dengan upaya kolaboratif Tokopedia dan ShopTokopedia bersama mitra strategis untuk memberikan kesempatan lebih luas bagi pelaku usaha muda, sehingga produk mereka semakin diminati oleh masyarakat. Contohnya, melalui kampanye seperti Beli Lokal dan Melokal Dengan Batik. Kami juga berkomitmen untuk mencetak lebih banyak kreator muda profesional melalui Creators Lab, guna membantu UMKM dalam mempromosikan produk dengan cara yang lebih menarik dan relevan.

Dukung Merek Lokal dan Kembangkan dengan Batik melalui Tokopedia dan ShopTokopedia untuk meningkatkan penjualan fesyen lokal.

Fesyen tetap menjadi salah satu kategori produk terpopuler di Tokopedia dan ShopTokopedia. Pada kuartal III 2024, beberapa kategori terlaris di Tokopedia meliputi: Fesyen, Kecantikan dan Perawatan Tubuh, Kesehatan, Makanan dan Minuman, serta Rumah Tangga.

Sementara itu, di ShopTokopedia, kategori terlaris mencakup: Fesyen, Kecantikan dan Perawatan Tubuh, Makanan dan Minuman, Perlengkapan Rumah, dan Elektronik. Dalam kategori Fesyen, produk yang paling banyak terjual di Tokopedia pada kuartal III 2024 adalah atasan, sepatu, dan bawahan. Di ShopTokopedia, produk terlarisnya adalah atasan, hijab, dan bawahan.

"Untuk semakin meningkatkan kontribusi merek fesyen lokal, terutama dari UMKM, terhadap perekonomian digital, Tokopedia dan ShopTokopedia bersama mitra strategis melaksanakan berbagai inisiatif. Salah satunya adalah kampanye Beli Lokal yang berkolaborasi dengan pemerintah untuk menyediakan etalase khusus bagi merek lokal, termasuk fesyen, agar lebih dikenal oleh masyarakat.

Selain itu, terdapat kampanye Melokal Dengan Batik yang bekerja sama dengan pemerintah, lembaga pendidikan, kreator, dan lembaga keuangan, bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan perajin serta UMKM batik di era digital," jelas Aditia.

Merek lokal, termasuk di sektor fesyen, yang diprakarsai oleh pelaku usaha muda dan berpartisipasi dalam berbagai kampanye di Tokopedia dan ShopTokopedia, merasakan dampak positif. Contohnya, Dama Kara yang mengalami peningkatan penjualan dua kali lipat berkat kampanye Beli Lokal, dan Batik Paduka yang mencatat kenaikan penjualan hingga 70% berkat partisipasinya dalam Melokal Dengan Batik.

Aditia menambahkan, "Tokopedia dan ShopTokopedia sangat menghargai para pelaku usaha muda, seperti pemilik Dama Kara dan Batik Paduka, yang berani memulai dan mengembangkan bisnis serta memberdayakan komunitas, terutama di kalangan anak muda."

Tokopedia dan ShopTokopedia Kembangkan Kreator Muda Melalui Creators Lab

Dalam upaya untuk mendorong pertumbuhan pelaku usaha muda di era digital, Tokopedia dan ShopTokopedia berkomitmen untuk mencetak kreator muda profesional melalui program Creators Lab. Diharapkan, kreator muda ini dapat membantu UMKM dalam memperluas jangkauan pasar serta memasarkan produk dengan cara yang lebih menarik dan relevan sebagai affiliate creator Tokopedia dan ShopTokopedia.

Aditia menjelaskan, "Di era digital saat ini, affiliate creator dapat menjadi profesi yang menguntungkan sekaligus menciptakan lapangan kerja baru. Dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat, pelaku bisnis, termasuk UMKM, perlu menerapkan berbagai strategi promosi dan pemasaran, salah satunya dengan melibatkan affiliate creator. Kerja sama antara UMKM dan affiliate creator akan memberikan manfaat bagi kedua belah pihak. UMKM dapat meningkatkan penjualannya, sementara affiliate creator berkesempatan untuk mendapatkan penghasilan. Oleh karena itu, kami meluncurkan inisiatif Creators Lab."

Creators Lab dirancang untuk memberikan pemahaman menyeluruh tentang prinsip afiliasi dan strategi pemasaran di platform digital kepada generasi muda, guna membantu pemasaran produk UMKM melalui kreativitas konten. Program ini terdiri dari beberapa modul, antara lain: (1) Afiliasi dan Personal Branding, (2) Perancangan Skrip Video, (3) Strategi Konten dan Persiapan Live Streaming, (4) Evaluasi Performa Konten. Creators Lab diluncurkan pada Juli 2024 di Surabaya, Jawa Timur, bekerja sama dengan Surabaya Next Leader. Selanjutnya, pada September 2024, program ini akan dilaksanakan di Tegal, Jawa Tengah, bersama BNI.

"Hingga saat ini, kami telah memberikan pelatihan kepada ratusan generasi muda untuk menjadi affiliate creator yang kompeten. Sejalan dengan semangat gotong royong Sumpah Pemuda, Tokopedia dan ShopTokopedia, bersama mitra strategis, akan terus berupaya menghadirkan Creators Lab di berbagai daerah lain di Indonesia," tambah Aditia.

"Tokopedia dan ShopTokopedia juga sangat menghargai para affiliate creator muda yang secara konsisten memberdayakan masyarakat melalui konten edukatif, sekaligus membantu pelaku usaha dalam memperluas pasar."

Lampiran: Cerita Penjual dan Pencipta Afiliasi

1. Dama Kara

Dama Kara, sebuah bisnis batik lokal, didirikan oleh pasangan suami istri, Nurdini Prihastiti dan Bheben Oscar, pada tahun 2020 di tengah pandemi. Setelah mengalami kerugian besar dari usaha sebelumnya, Nurdini dan Bheben memutuskan untuk membangun bisnis yang dapat memberikan manfaat lebih luas. Nurdini menyatakan, "Kami akhirnya memilih untuk mendirikan Dama Kara, sebuah bisnis batik lokal yang mampu menyerap banyak tenaga kerja. Dama Kara menawarkan berbagai produk fashion batik dengan motif sederhana namun bermakna, yang cocok untuk berbagai acara, baik untuk perempuan, laki-laki, maupun anak-anak. Saat ini, Dama Kara mempekerjakan sekitar 50 karyawan, sebagian besar adalah anak muda."

Sebagai bisnis yang lahir saat pandemi Covid-19 melanda Indonesia, Dama Kara harus memanfaatkan platform online untuk melakukan penjualan. Strategi berbisnis secara daring—yang sebelumnya belum pernah diterapkan oleh Nurdini dan Bheben—ternyata memberikan hasil yang signifikan. Contohnya, pada tahun kedua beroperasi di tengah pandemi, penjualan Dama Kara meningkat sebesar 220% dibandingkan tahun pertama, berkat pemanfaatan platform digital.

Selain dituntut untuk menerapkan strategi bisnis yang sesuai dengan perkembangan zaman, Dama Kara juga menghadapi tantangan lain, yaitu plagiarisme. Motif batik yang diciptakan oleh Dama Kara sering kali ditiru oleh bisnis sejenis. Sebagai langkah solusi, Dama Kara berupaya untuk mendaftarkan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) atas motif batik yang mereka ciptakan serta meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai motif batik khas Dama Kara.

"Dama Kara sangat peduli terhadap komunitas difabel, termasuk mereka yang autis dan penyandang tunarungu. Nilai ini mendorong kami untuk bekerja sama dengan beberapa yayasan, seperti Our Dreams Indonesia dan Art Therapy Center Widyatama, untuk membantu komunitas difabel dalam menciptakan peluang melalui karya," ungkap Nurdini.

Dama Kara juga mendirikan Dama Kara Foundation yang menyediakan ruang untuk terapi menggambar.

2. Batik Paduka

Batik Paduka adalah sebuah merek lokal yang berfokus pada penyediaan produk sarung batik. Didirikan oleh Ardi Sanjaya pada tahun 2018 saat masih menempuh pendidikan di perguruan tinggi, Ardi memulai usahanya dengan menjadi reseller untuk menambah uang saku. Seiring berjalannya waktu, ia menyadari bahwa berwirausaha adalah pilihan yang tepat, karena dapat memberikan dampak positif yang lebih luas bagi masyarakat.

Ardi menyatakan, "Setelah menyelesaikan studi, saya memutuskan untuk menciptakan produk sendiri berupa sarung batik cap dan print dengan motif kontemporer. Melalui produk ini, saya berharap dapat mengubah citra sarung yang dianggap kuno menjadi 'new denim' yang lebih diminati oleh generasi muda dalam berbagai kesempatan. Saat ini, Batik Paduka fokus pada pemasaran produk secara daring dan memiliki toko fisik di Pekalongan, Jawa Tengah, serta mempekerjakan sekitar 70 karyawan, di mana 70% di antaranya adalah anak muda."

Selama masa pandemi, Batik Paduka mengalami penurunan penjualan yang signifikan, bahkan terpaksa merumahkan beberapa karyawan. Untuk mengatasi situasi ini dan menjaga kelangsungan bisnis, Batik Paduka mulai memanfaatkan platform digital seperti Tokopedia dan ShopTokopedia. Dengan langkah ini, Ardi berhasil mempekerjakan kembali karyawan yang sebelumnya dirumahkan. Di sisi lain, tantangan plagiarisme produk sarung motif tawon juga muncul. Untuk menghadapinya, Batik Paduka memanfaatkan Pusat Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (IP Protection Centre) ShopTokopedia, yang membantu menangguhkan produk tiruan.

Dalam proses produksinya, Batik Paduka memberdayakan perajin batik di sekitar Pekalongan, Jawa Tengah. Selain itu, Batik Paduka juga melibatkan masyarakat sekitar pabrik dalam proses finishing produk, seperti pengemasan. "Kami aktif mengedukasi karyawan Batik Paduka untuk menjadi affiliate creator melalui pertemuan rutin, agar mereka dapat memperoleh penghasilan tambahan setelah jam kerja dengan menjadi affiliate creator profesional," tambah Ardi.

Sejak memulai bisnis sebagai reseller, Ardi telah memanfaatkan e-commerce secara maksimal.

3. Ravenna Ravika  

Ravenna Ravika, yang lebih dikenal sebagai Vika, telah lama memiliki minat dalam pembuatan konten. Pada tahun 2022, ia mengambil keputusan untuk meninggalkan pekerjaannya sebagai karyawan dan berfokus sepenuhnya pada karir sebagai kreator konten. Vika mengangkat tema kesehatan, khususnya mengenai Polycystic Ovary Syndrome (PCOS), yang sangat relevan dengan pengalamannya sebagai penyintas PCOS dan ibu dari satu anak.  

"Melalui konten yang informatif dan edukatif, serta berdasarkan pengalaman pribadi, saya berharap dapat memberikan manfaat bagi para pengikut yang memiliki riwayat kesehatan serupa dengan pendekatan yang lebih personal. Untuk memastikan akurasi setiap konten, saya selalu merujuk pada jurnal kesehatan yang terpercaya atau berkolaborasi dengan dokter," ungkap Vika.  

Sejak Februari 2024, Vika aktif sebagai affiliate creator dengan memberikan ulasan tentang berbagai produk kesehatan yang sesuai untuk perempuan dengan PCOS, termasuk produk herbal. Sebelum merekomendasikan suatu produk, Vika memastikan bahwa produk tersebut telah memiliki izin dari BPOM, PIRT, dan tersedia di apotek. Ia juga meluangkan waktu hingga tiga minggu untuk mencoba produk tersebut secara langsung. Upaya ini tidak hanya untuk menjaga kredibilitas, tetapi juga untuk memastikan bahwa produk tersebut aman dan benar-benar dibutuhkan oleh perempuan yang mengalami PCOS.  

"Saat ini, saya membuat konten video singkat setiap hari di TikTok. Saya juga melakukan live streaming untuk memberikan informasi mengenai PCOS dan mempromosikan produk yang relevan dari para penjual di ShopTokopedia," jelas Vika. Perubahan tren yang cepat menjadi tantangan tersendiri bagi Vika, yang dituntut untuk terus beradaptasi dan menciptakan konten yang kreatif. Untuk menghindari pendekatan yang terlalu menjual, ia menggunakan storytelling sebagai kunci, dengan membangun narasi yang mengaitkan produk dengan kisah pribadinya sebagai perempuan dengan PCOS.  

Sejak memutuskan untuk berhenti dari pekerjaan karyawan dan menjadi kreator konten penuh waktu, Vika merasakan dampak positif dalam kehidupan pribadinya. "Sekarang saya memiliki lebih banyak waktu untuk dihabiskan bersama anak dan juga mendapatkan penghasilan yang lebih baik."


Tag:



Berikan komentar
Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.

Komentar